Bepergian ke berbagai belahan dunia memang
sangat mengasikan. Namun, belakangan ini sedang gencar-gencarnya virus MERS di
Timur Tengah. Berikut tips untuk mengurangi resiko infeksi MERS – COV apabila
Anda mempunyai rencana traveling ke wilayah Timur Tengah atau umroh.
Jika Anda mempunyai penyakit kronis seperti
diabetes, paru-paru kronis dan immunodeficiency. Harap hati-hati untuk melakukan
traveling ke wilayah Timur Tengah. Penyakit-penyakit tersebut akan meningkatkan
penyakit lebih akut, bahkan kemungkinan terpapar virus MERS tinggi.
Wisatawan atau orang-orang yang akan umroh.
Sebaiknya cari informasi mengenai perkembangan virus MERS ini. Atau bisa juga
ditanyakan pada agen perjalanan untuk tindakan pencegahan. Untuk menurunkan
resiko infeksi pada umumnya. Seperti influenza dan diare. Cara pencegahannya
adalah mencuci tangan dengan sabun cair. Ketika tangan tidak terlihat kotor
bisa dengan menggosokan kedua tangan. Menghindari daging yang kurang matang
atau makanan yang disiapkan dalam kondisi tidak sehat. Mencuci buah dan sayuran
sebelum dimakan. Juga menjaga kebersihan pribadi.
Bagi profesi Travel Advisories. Sebaiknya
menyediakan informasi singkat berupa teknis agar para wisatawan dapat melakukan
pencegahan oleh dirinya sendiri.
Wisatawan hendaknya meminimalkan kontak dekat
dengan orang lain untuk menjaga penyebaran virus MERS terjadi. Memakai penutup
mulut dan hidung saat batuk dan bersin. Kemudian membuang bekasnya ditempat
sampah apabila menggunakan tisu dan setelahnya mencuci tangan dengan sabun
cair.
Orang-orang yang memiliki kontak dekat dengan
wisatawan yang mempunyai penyakit pernapasan akut disertai demam dan batuk
cukup berat sehingga menggangu aktivitas sehari-hari. Agar melapor pada petugas
kesehatan setempat untuk dipantai apakah terkena MERS – COV atau tidak.
Perlu diwaspadai apabila ada orang-orang dekat
kita setelah melancong dari Timur Tengah kemudian terkena penyakit pernapasan
akut, disertai demam dan batuk dan mempunyai penyakit paru-paru. Jika hasil
diagnosa menunjukkan adanya virus MERS, maka perlu dilakukan uji di laboratorium
sesuai dengan petunjuk dari WHO. Maka harus diberlakukan langkah-langah
pencegahan dan pengendalian infeksi. Dokter juga perlu waspada terhadap
kemungkinan presentasi atipikal pada pasien yang immunocompromised. (WHO)
No comments:
Post a Comment